Biografi Lengkap Nabi Saleh AS - Nabi Saleh AS adalah nabi dan rasul yang ke-5 yang patut diyakini. Dia melakukan dakwah di Al-Hijr, yang sekarang dikenal sebagai Madain Shalih, sebuah wilayah di antara Arab Saudi dan Suriah. Beberapa rumah dan batu dianggap sebagai peninggalan Nabi Saleh. UNESCO telah mengakui peninggalan tersebut sebagai warisan dunia.
Biografi Lengkap Nabi Saleh AS
Nabi Saleh lahir dari suku Tsamud. Beliau berasal dari keluarga yang terkemuka dan dihormati di suku Tsamud. Nabi Saleh memiliki kepandaian, kemudahan bergaul, serta sikap yang tangkas dan rendah hati. Oleh karena itu, ia diperoleh penghormatan yang besar dari suku Tsamud. Nabi Saleh As melalui dakwahnya berusaha memberikan penerangan dan memimpin mereka agar meninggalkan jalur yang salah dan mengikuti jalur yang benar.
Tsamud adalah sebuah suku yang beberapa ahli sejarah mengklasifikasikan sebagai bagian dari bangsa Arab, sementara yang lain menggolongkannya sebagai bagian dari bangsa Yahudi. Mereka tinggal di dataran yang disebut “Al Hijr”, yang terletak di antara Hijaz dan Syam. Wilayah ini sebelumnya dikuasai oleh suku Aad, yang kemudian binasa akibat angin taufan yang dikirim oleh Allah sebagai hukuman atas perbuatan durhaka dan penolakan mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kaum Tsamud, mayoritasnya memiliki keahlian seperti bercocok tanam, berternak, dan arsitektur. Namun, mereka bersikap sombong dan merendahkan kaum lain karena keahlian mereka. Mereka mengukir bukit batu yang melimpah di Al-Hijr menjadi struktur megah yang indah. Sementara itu, di dataran yang rata, mereka mendirikan istana-istana. Bukit-bukit batu yang diukir oleh kaum Tsamud membentuk rumah-rumah dengan gaya khas peninggalan Yunani dan Romawi Kuno yang mereka huni.
Gaya hidup kaum Tsamud selalu dipenuhi oleh perbuatan yang menyimpang, seperti hidup mewah tanpa batas, terjerumus dalam minuman keras, berzina, dan melanggar hukum. Hal ini dikarenakan kaum Tsamud telah menyimpang dari ajaran yang ditetapkan oleh Allah. Oleh karena itu, Allah mengirim Nabi Saleh AS untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang benar.
Sejarah Nabi Saleh AS
Beberapa ulama telah meriwayatkan bahwa Nabi Saleh AS memiliki seorang ayah yang bernama Ubaid. Nabi Saleh AS diangkat oleh Allah SWT sebagai seorang Nabi pada tahun 2100 SM.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Nabi Saleh AS masih memiliki keturunan dari Nabi Nuh AS. Nabi Saleh AS berasal dari suku Tsamud di kalangan bangsa Arab. Abu Dzar meriwayatkan bahwa ada nabi-nabi lain yang juga berasal dari bangsa Arab, seperti Nabi Syu’aib AS, Nabi Hud AS, dan Nabi Muhammad SAW.
Dakwah Nabi Saleh AS
Pada saat itu, terungkap bahwa kaum Tsamud mempersembahkan pengabdian kepada berhala sesuai dengan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi oleh leluhur mereka. Awalnya, mereka sangat menghormati Nabi Saleh AS karena mereka berharap agar beliau melanjutkan tradisi penyembahan berhala kaum Tsamud.
Tetapi saat Nabi Saleh AS mulai mengajak untuk mengabdi kepada Allah SWT dan hidup dengan takwa, kaum Tsamud merasa kecewa dan marah. Mereka merendahkan Nabi Saleh AS karena ia mendesak mereka agar meninggalkan praktek penyembahan berhala yang telah menjadi bagian dari tradisi turun-temurun mereka.
Saat Nabi Saleh AS memulai mengajak kaum Tsamud agar mengikuti ajaran tauhid dengan menyembah Allah SWT sebagai satu-satunya tuhan, kaum Tsamud terpecah menjadi dua kelompok yang berselisih.
Kelompok pertama yang mengikuti Nabi Saleh AS dipimpin oleh Junda’ bin Amru bin Mahlab bin Lubaid bin Jawwas, yang merupakan salah satu tokoh pemuka di kaum Tsamud.
Dzu’ab bin Amru bin Lubaid Al-Habbab dan Rabbab bin Sha’r bin Julmas memimpin kelompok yang menentang Nabi Saleh AS. Mereka bahkan menghambat usaha Nabi Saleh AS dalam mengajak sepupunya, Junda’ bin Syihab, untuk mengikuti ajarannya.
Pendapat kelompok yang dipimpin oleh Dzu’ab dan Rabbab menyatakan bahwa Nabi Saleh AS mengalami pengaruh sihir. Mereka tidak menerima ajaran yang disampaikan oleh Nabi Saleh AS. Selain itu, Nabi Saleh AS dianggap sebagai seorang penipu karena mereka tidak meyakini bahwa utusan Allah SWT adalah manusia seperti mereka, sehingga mereka menuntut mukjizat sebagai bukti keabsahan kerasulannya.
Mukjizat Nabi Saleh AS
Para mufassir menjelaskan bahwa sebagai bukti kerasulan Nabi Saleh AS, kaum Tsamud menantangnya untuk mengeluarkan seekor unta betina yang sedang hamil selama 10 bulan dari sebuah batu besar yang mereka tunjuk.
Nabi Saleh AS setuju dengan permintaan kaum Tsamud tersebut dan mulai memohon kepada Allah SWT. Kemudian, dengan kekuasaan Allah SWT, dari batu yang disentuh oleh tangan Nabi Saleh AS, muncul seekor unta betina yang memiliki ciri-ciri yang sama persis seperti yang diinginkan oleh kaum Tsamud. Unta ini dikenal sebagai “Unta Betina Allah”.
Kemudian mereka terkejut. Mukjizat yang terjadi menyebabkan sebagian dari kaum Tsamud yang menyaksikannya memutuskan untuk mengikuti Nabi Saleh AS. Namun ada juga yang tetap teguh dalam pendiriannya untuk menentang Nabi Saleh AS. Lalu Nabi Saleh AS berucap.
Nabi Saleh AS, seperti yang disampaikan dalam Al-Qur’an, memberikan pesan kepada umatnya agar tidak melakukan kejahatan terhadap Unta Betina Allah. Bahkan, Nabi Saleh AS memberi izin kepada kaumnya untuk memerah susu unta tersebut dan mengonsumsinya secara bergantian.
Meskipun demikian, fakta tersebut tidak segera mendorong mereka untuk merasa bersyukur dan mengucapkan terima kasih. Kehadiran unta tersebut malah tidak disukai oleh para penentang Nabi Saleh AS karena dianggap menguras banyak air dari sumber mata air yang mereka klaim sebagai milik mereka.
Para kaum Tsamud yang menolak Nabi Saleh AS merasa frustrasi karena ternak mereka mengalami kekurangan air. Mereka menganggap keberadaan unta betina hanya memperparah situasi mereka karena unta tersebut menggunakan air dari sumber mata air. Oleh karena itu, mereka segera merencanakan tindakan jahat untuk membunuh unta betina tersebut.
Ada dua wanita yang menjadi provokator rencana pembunuhan terhadap Unta Betina Allah di antara orang-orang yang berencana. Wanita-wanita itu adalah Shaduq, putri Mahya bin Zuhair Al-Mukhtar, dan ‘Unaizah, putri Ghunaim bin Mijlaz.
Unaizah, istri Dzu’ab, adalah salah satu pemimpin kelompok yang menentang Nabi Saleh AS. Pasangan tersebut memiliki empat anak perempuan dan sepakat membuat perjanjian dengan Qudar bin Salif untuk memilih salah satu anak mereka jika ia berhasil membunuh unta betina.
Kemudian, Shaduq juga melakukan tindakan serupa dengan menawarkan dirinya kepada Mishra’ bin Mahraj bin Mahya jika Mishra’ berhasil membunuh unta tersebut. Qudar dan Mishra’, yang tertarik dengan tawaran dari kedua wanita itu, bersumpah sepenuhnya untuk membunuh unta betina dengan melibatkan tujuh pemuda lainnya.
Mereka melakukan pengawasan saat unta betina sedang minum air di mata air, kemudian dengan cepat mereka memanah betis unta tersebut sambil menikam perutnya menggunakan pedang. Akibatnya, terjadi pembunuhan terhadap unta betina yang merupakan mukjizat Allah yang dimiliki oleh Nabi Saleh AS.
Adzab Yang Menimpa Kaum Tsamud Yang Ingkar
Kisah Nabi Saleh AS Lengkap-Nabi Saleh AS merasa sangat sedih saat mengetahui bahwa kelompok penentangnya telah membunuh Unta Betina Allah. Nabi Saleh AS segera mengingatkan para pembunuh untuk segera bertaubat, karena azab yang pedih akan segera tiba.
Meskipun demikian, mereka malah mengabaikan peringatan dari Nabi Saleh AS dan bahkan menantang agar hukuman segera diberikan. Oleh karena itu, Nabi Saleh AS menyarankan kepada mereka agar bersenang-senang selama 3 hari sebelum hukuman datang. Kisah ini terdapat dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 65.
Mereka melakukan pembunuhan terhadap unta, yang merupakan pelanggaran terhadap larangan Nabi Saleh AS. Sebagai akibatnya, Allah SWT menjatuhkan hukuman kepada mereka dengan membatasi hidup mereka selama tiga hari, dan sebagai hinaan tambahan, mereka diarahkan untuk bersuka cita selama periode tersebut.
Pada hari pertama sebelum datangnya azab yang menghancurkan pembunuh unta dan kaum Tsamud yang ingkar, kulit mereka berubah menjadi kuning. Pada hari kedua, kulit mereka berubah menjadi merah. Dan pada hari ketiga, kulit mereka berubah menjadi hitam.
Menurut catatan Ibnu Katsir, pada hari keempat setelah matahari terbit, kaum Tsamud yang ingkar mengalami azab yang dahsyat dari Allah SWT. Azab ini berupa suara keras yang terdengar dari langit dan gempa bumi yang sangat hebat. Para pembunuh unta dan orang-orang yang menentang Nabi Saleh AS juga menghadapi kematian yang mematikan di tempat tinggal mereka sendiri.
Kalbah binti As-Salq adalah satu-satunya kelompok penentang Nabi Saleh AS yang tidak dilenyapkan dalam cerita tersebut. Meskipun begitu, Kalbah adalah seorang budak perempuan yang berhasil menyelamatkan diri saat azab terjadi. Dia melarikan diri ke sebuah perkampungan Arab dan dengan berani menceritakan kejadian azab kepada penduduk di sana.
Salah satu warga perkampungan memberi minum kepada Kalbah, tetapi setelah minum, Kalbah segera meninggal. Ini adalah hukuman dari Allah SWT. Para pengikut yang beriman kepada Allah SWT, termasuk Nabi Saleh AS, berhasil bertahan dari peristiwa tersebut dengan selamat.
Walaupun tidak ada penuturan dalam Al-Qur’an tentang kehidupan Nabi Saleh AS dan para pengikutnya setelah peristiwa yang menimpa kaum Tsamud, terdapat informasi yang menyatakan bahwa mereka berpindah ke daerah Ramlah di wilayah Palestina.
Pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kisah dan mukjizat Nabi Shaleh adalah pentingnya bagi manusia untuk tidak kufur nikmat dan ingkar terhadap ketetapan Allah SWT. Ini merupakan pembelajaran yang relevan bagi umat Muslim.
Posting Komentar