Model-Model Pembelajaran
Model-Model Pembelajaran - Komaruddin dalam Syaiful Sagala, mengemukakan bahwa model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: (a) suatu tipe atau desin; (b) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; (c) suatu sistem asumsi-asumsi, data, dan referesensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa; (d) suatu desain disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (e) suatu deskripsi dari suatu sistem yang atau imajener; dan (f) penyajian yan diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.
Model-Model Pembelajaran
Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, Walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dri dunia yang sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut, model mengajar dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistimatik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajr tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. [ 5 Kelemahan-kelemahan Guru dalam Mengajar ]
Joyce dan Weil sebagai yang dikutip Syaiful Sagala, mengemukakan ada empat kategori yang penting diperhatikan dalam model mengajar, yakni mo-del informasi, model personal, model interaksi, dan model tingkah laku. Model mengajar yang telayh dikembkan dan dites keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengkalsifikasimodel pembelajaran pada empat kelompok yaitu:
- Model pemrosesan informasi (information processing Models) menje-laskan bagaimana cara individu member respon yang datang dari lingkukngannya dengan cara mengorganisasikan data, memfor-mulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan symbol-simbol verbal dan non verbal. Model ini memberikan kepada peserta didik sejumlah konsep, penge-tesan hipotesis, dan memusatkan perhtian pada kengembangan kemampuan kreatif. Model pengelolaan informasiini secara umum dapat diterapkan pada sasaran belajar dan berbagai usia dalam mempelajari individu dan masyarakat. Karena itu, model ini poten-sial untuk digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan yang berdimensi personal dan social di samping yang berdimensi intekeltual.
- Model personal (personal famly) merupakan rumpun model pembe-lajaran yang menekankan kepada proses mengembangkan kepribadian individu peserta didik dengan memperhatian kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya sendiri dengan baik, memikul tanggun jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Model ini memusatkan perhatian pada pandangan perseo-rangan dan berusah menggalakkan kemamdirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya.
- Model sosial (Sosial Famly) menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan peserta didik agar memiliki kecakapan untuk berhubu-ngan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap peserta ddik yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas social. Inti dari model sosial ini adalah konsep “synergy” yaitu energy atau tenaga yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan masyarakat. Denman menerapkan model sosial pembelajaran diarahkan pada upaya melibatakn peserta didik dalam menghayati, mengkaji, menerapkan dan menerima fungsi dan peran social. Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing peserta didik mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah, mengumpukan data yang relevan, dan mengembangkan serta mengetes hipotesis. Karena itu guru seyogiyanya men
- gorganisasikan belajar melalui kerja kelompok dan mengarahkannya. Jadi pendidikan harusdiorganisasi-kan dengan cara melakukan penelitian bersama (cooperative inquiry) terhadap masalah-masalah sosiaol dan masalah-masalah akademis.
- Model sistem prilaku dalam pembelajaran (Behavior Model of Teaching) dibangun atas dasar kerangka teori prilaku. Melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajar melalui penguaraian prilaku ke dalam jumlah yang kecil dan berurutan.
- Sejalan dengan hal itu teori konvergensi yang dipelopori oleh Willian Stern yang diimplementasikan ke dalam hal pembelajaran telah menyebabkan munculnya berbagai teori belajar dan model mengajar seperti: (a) model behavioral yang terdiri dari belajar tuntas, belajar control diri sendiri, simulasi, dan belajar asertif, (b) model pemrosesan informasi yang terdiri dari model mengajar inkuiri, presentase kerangka dasar atau ”advance organizer” dan model pengembangan berpikir. Dalam program pengajaran yang menggu-nakan model satuan pelajaran, guru masih mempunyai kemungkinan untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dipandang penting dalam pelaksa-naannya. Model satuan pelajaran yang merupakan model yang paling sederhana, tetapi memberikan peranan yang lebih besar kepada guru sebagai perancang pembelajaran.
- Model satuan pelajaran berbeda dengan model pengajaran dengan modul seperti kaset video, kaset audio, computer, dan pengjaran berprogram. Model ini pelaksanaannya dalam pembelajaran benar-benar harus sesuai dengan yang telah direncanakan dalam perencanaan program pengajaran yang disusun oleh guru.
Model satuan pelajaran guru menentukan dan menyusun alat evaluasi untuk mengukur kemajuan belajar siswa, memilih dan merumus-kan bahan ajar, merencanakan proses pembelajaran, serta menentukan media dan alat pengjaran. Penggunaan model ini selain sederhana juga tidak menun-tut biaya yang tinggi, karena disusun oleh guru sendiri baik mengenai isi, media yang digunaan, dan kegiatan pembelajaran.
Adapun model pembela-jaran dengan kaset video, kaset audio, compu-ter, dan pembelajaran berprogram disusun oleh tim atau lembaga khusus yang terdiri dari beberapa ahli. Peran guru dalam odel ini adalah sebagai pelaksana atau fasilitator belajr, katena semua komponen pengajaran telah disusun secara terpadu dalam pusat teknologi pembelajaran dan melakukan permainan hukum.