Kelangsungan Hidup Hewan dan Tumbuhan
Kelangsungan Hidup Hewan dan Tumbuhan - Di alam banyak kita jumpai kejadian atau peristiwa kemiripan mahkluk hidup dengan lingkungan sekitarnya (dapat berupa lingkungan biotik dan lingkungan abiotik). Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan mempertahankan diri dari makhluk hidup. Pada ekosistem alami, terdapat peristiwa rantai makanan.
Kelangsungan Hidup Hewan dan Tumbuhan
Tuhan Yang Maha Kuasa menganugerahi makhluk-Nya dengan kemampuan untuk mempertahankan diri dari predator atau pemangsa maupun dari perubahan lingkungan. Jika makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri maka proses reproduksi dapat berlangsung dan makhluk hidup dapat punah. Pertahanan diri ini berkaitan dengan kemampuan adaptasi pada makhluk hidup.
1. Adaptasi
Pada proses reproduksi, terjadi pewarisan materi genetik (yang mengandung sifat atau karakter induk) pada keturunan. Materi genetik pada makhluk hidup dapat mengalami perubahan. Perubahan materi genetik memiliki keterkaitan dengan proses adaptasi makhluk hidup. Perubahan materi genetik pada individu dalam populasi memperbesar daya penyesuaian individu tersebut ketika populasinya menempati habitat yang baru atau terjadi perubahan pada lingkungan. Perubahan materi genetik yang terjadi dari waktu ke waktu pada individu dapat memberikan dampak bagi kehidupan individu tersebut. Perubahan materi genetik dapat berdampak pada perubahan karakter atau sifat dari suatu makhluk hidup. Perubahan karakter yang terjadi dapat diturunkan pada keturunannya. Jika perubahan materi genetik menyebabkan individu tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap habitat baru ataupun terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan habitatnya maka dapat dikatakan individu tersebut dapat beradaptasi.
a. Adaptasi pada Hewan
Adaptasi yang dilakukan oleh hewan dapat berupa adaptasi untuk memperoleh energi, adaptasi fisik dan adaptasi tingkah laku. [ Reproduksi Pada Hewan ]
1) Adaptasi untuk Memperoleh Energi
Semua makhluk hidup memerlukan makan, termasuk juga hewan. Melalui proses adaptasi, hewan memiliki kemampuan yang berbeda dalam memperoleh makanan, memakan dan mencerna makanan. Berdasarkan jenis makanannya, hewan dibagi menjadi hewan herbivora, karnivora dan omnivora. Rusa, beberapa ikan, kambing, banteng, dan serangga merupakan contoh dari herbivora. Herbivora merupakan hewan pemakan tanaman. Hewan yang memakan hewan lain disebut karnivora. Misalnya elang, harimau, singa dan serigala. Beberapa karnivora merupakan pemakan sisa makanan hewan lain. Hewan yang memakan hewan lain dan juga tumbuhan disebut omnivora. Misalnya beruang dan rakun. Perbedaan diantara ketiga jenis hewan tersebut ialah pada enzim yang terdapat pada sistem pencernaan dan pada struktur gigi. Beberapa kumbang dan lipan merupakan detritivor, yaitu organisme pemakan detritus (zat yang telah hancur dan busuk)
2) Adaptasi Fisik
Beberapa spesies hewan yang merupakan mangsa dari predator memiliki bentuk fisik yang memungkinkan mereka terhindar dari predator. Adaptasi terjadi pada hewan tertentu sehingga memiliki struktur tubuh yang seolah-olah “menyatu” dengan lingkungan. Bagian luar tubuh atau penutup tubuh hewan dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa hewan. Beberapa serangga memiliki kulit luar yang keras. Kura-kura, penyu dan beberapa hewan yang tinggal di air memiliki struktur pelindung yang berfungsi melindungi hewan tersebut dari predator. Ukuran tubuh juga merupakan salah satu tipe pertahanan diri. Hewan yang berukuran besar biasanya lebih aman daripada hewan berukuran kecil.
Mimikri adalah salah satu kemampuan hewan dari hasil adaptasi, dimana suatu hewan memiliki kemiripan dengan hewan lain secara tingkah laku maupun penampilan. Salah satu kejadian mimikri ialah pada ular scarlet king yang menyerupai ular karang. Ular scarlet king bukanlah ular yang berbahaya, namun ular karang adalah jenis ular yang berbahaya. Ular scarlet king yang kurang berbahaya mengalami perubahan materi genetik dari waktu ke waktu untuk berkembang menyerupai spesies ular yang berbahaya seperti ular karang. Jika predator tidak dapat membedakan diantara dua hewan tersebut, predator biasanya tidak akan memangsa semua hewan tersebut. Contoh lainya adalah belalang yang menyerupai bunga anggrek untuk menghindar dari predator.
Beberapa hewan memiliki penampilan yang menyerupai lingkunganya, misalnya serangga yang berwarna hijau yang tinggal di rerumputan. Suatu tanda atau warna yang membantu hewan bersembunyi di lingkungan dari predator disebut kamuflase. Bunglon memiliki kemampuan untuk merubah warna tubuh menyesuaikan dengan tempat sekitarnya. Kamuflase juga merupakan salah satu adaptasi yang dilakukan oleh predator untuk mengelabui mangsa. Macan memiliki lurik yang membuatnya tersembunyi pada rumput yang tinggi. Paus pembunuh berwarna hitam pada permukaan tubuh mereka dan putih pada bagian bawah. Dari permukaan warna paus akan menyatu pada kegelapan lautan dalam. Jika terlihat dari bawah, bagian tubuh bawah paus yang putih membuatnya terlihat seperti warna cerah langit. Adaptasi ini memungkinkan predator sukses dalam melakukan perburuan.
3) Adaptasi Tingkah Laku
Hewan melakukan adaptasi secara fisik, akan tetapi hewan juga melakukan adaptasi secara tingkah laku. Adaptasi tingkah laku memungkinkan hewan untuk menangkap mangsa ataupun untuk menghindari predator. Bahan kimia merupakan bahan yang sering digunakan oleh beberapa hewan untuk menghindar dari predator. Beberapa semut dan kumbang mengeluarkan cairan berbau tidak enak. Ketika cumi dan gurita merasa terancam, hewan tersebut dapat menyemburkan tinta sehingga dapat melepaskan diri dari predator. Perilaku berkelompok merupakan salah satu tingkah laku yang dapat melindungi kawanan hewan dari buruan predator. Misalnya ikan yang membentuk kawanan, karena kawanan ikan terlihat seperti organisme yang besar sehingga ikan predator tidak akan memangsa kawanan ikan tersebut. Bagi predator, dengan berkelompok membentuk kawanan akan dapat memperoleh mangsa yang lebih besar daripada berburu secara individu.
b. Adaptasi pada Tumbuhan
Tumbuhan juga melakukan adaptasi. Adaptasi dilakukan agar tumbuhan dapat bertahan hidup di daratan. Adaptasi yang dilakukan ialah berupa perlindungan dan penyokong, substansi tambahan pada dinding sel, dan adaptasi pada reproduksi. [ Reproduksi Pada Tumbuhan ]
1) Perlindungan dan Penyokong
Air merupakan komponen penting bagi semua makhluk hidup, begitupun bagi tumbuhan. Adaptasi bagaimanakah yang membantu tumbuhan mempertahankan kandungan airnya? Batang, daun maupun bunga memiliki lapisan sel epidermis yang diselubungi oleh kutikula.
Kutikula merupakan suatu lapisan lilin yang disekresikan oleh sel ke bagian permukaan tanaman. Kutikula memperlambat kehilangan air pada tumbuhan. Penyokong merupakan bentuk adaptasi yang dilakukan tumbuhan agar dapat tumbuh dengan kuat di daratan. Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa. Selulosa memberikan bentuk dan kekuatan pada tanaman.
Pada permukaan daun beberapa tumbuhan memiliki stomata yang umumnya membuka pada siang hari dan menutup pada malam hari. Stomata membuak di siang hari ketika tumbuhan membutuhkan zat yang diperlukan untuk fotosintesis. Stomata juga dapat menutup ketika tumbuhan kehilangan banyak air. Adaptasi ini juga dapat mempertahankan keberadaan air pada sel daun tumbuhan.
2) Zat Tambahan pada Dinding Sel
Beberapa sel tumbuhan menghasilkan substansia lain selain selulosa untuk membuat dinding sel lebih kuat. Misalnya daun pada tanaman pinus yang tahan terhadap es yang membeku di atasnya.
3) Reproduksi
Adaptasi pada reproduksi juga dapat membantu tumbuhan bertahan hidup di daratan, misalnya saja tumbuhan memiliki spora yang tahan terhadap kekeringan. Tumbuhan lain memiliki biji yang dilapisi oleh lapisan yang dapat mencegah biji kekurangan air. Adaptasi dalam proses penyebaran biji. Beberapa biji memiliki struktur yang membantu biji tersebut untuk tersebar dan jatuh pada tempat yang sesuai untuk tumbuh. Coba ingat lagi pada sub bab penyebaran biji, apa saja perantara penyebaran biji? Biji dandelion memiliki “sayap” yang membantunya untuk dapat terbang jika tertiup angin. Biji beberapa rerumputan memiliki kait yang mudah terikat pada baju maupun bulu burung sehingga dapat tersebar melalui perantaraan manusia maupun burung. Kelapa memiliki sabut kelapa yang juga memiliki fungsi menyerupai pelampung sehungga kelapa dapat mengapung di air dan terbawa aliran air.
2. Seleksi Alam
Di alam terdapat hubungan mangsa dan predator. Umumnya predator bergantung pada warna dan bentuk tubuh mangsa dalam mengenali mangsanya. Keberadaan mangsa yang tidak mencolok cenderung menyulitkan predator untuk menangkapnya. Ada hewan-hewan yang menjadi sedikit jumlahnya karena tidak mampu mempertahankan diri dari predator serta tidak dapat melakukan reproduksi. Ada pula hewan yang tetap hidup karena mampu bertahan dari serangan predator.
Makhluk hidup yang karakternya atau sifatnya dapat membuatnya bertahan hidup menghadapi lingkungan baru ataupun perubahan lingkungan serta dapat bereproduksi, tidak akan mengalami kepunahan. Makhluk hidup demikian dapat dikatakan lolos seleksi alam.