Niat Sholat Subuh
Niat Sholat Subuh - Sebelum melaksanakan sholat subuh tentunya terlebih dahulu kita harus belajar Niat Sholat Subuh. Sholat subuh cukup sulit untuk dilaksanakan tepat waktu karena waktu melaksanakannya, banyak yang tidak bisa bangun ketika waktu sholat subuh tiba.
Niat Sholat Subuh |
Sholat Subuh adalah salah satu shalat yang disebut oleh para ulama sebagai shalat yang paling berat untuk dikerjakan. Di dalamnya juga terdapat bacaan qunut shalat Subuh yang berbeda dengan shalat lain. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam salah satu ayat Al-Quran, surat al-Baqarah ayat 238.
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ (238)
Peliharalah semua shalat dan shalat wustha. Dan laksanakanlah (shalat) karena Allah dengan khusyuk.
Dalam Tafsir al-Thabari dijelaskan, sebagian ulama menyebut bahwa shalat wustha dalam ayat di atas adalah shalat Subuh, namun ada juga pendapat lain yang menyebut bahwa redaksi wustha di atas menunjukkan shalat Ashar. [ Niat Puasa Senin Kamis ]
Ayat tersebut, terlepas dari berbagai perbedaan pendapat ulama mengenai shalat wustha, menunjukkan bahwa shalat subuh adalah salah satu shalat yang paling ditekankan untuk dikerjakan, karena sering dilalaikan.
Niat Sholat Subuh
Adapun niat sholat subuh adalah sebagai berikut:
اُصَلِّىْ فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً (مَأْمُوْمًا)/(إِمَامًا) لِلهِ تَعَالَى
Niat sholat Subuh latin: Ushalli fardhas shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati ada’an ma’muman (jika menjadi makmum) /imaman (jika menjadi imam) lillahi ta’ala.
Artinya, “Saya niat shalat fardhu subuh dua rakaat dengan menghadap kiblat dalam keadaan ada’ menjadi ma’mum/imam karena Allah Swt.”
Doa Qunut Sholat Subuh
Membaca doa qunut dalam shalat subuh adalah termasuk sunnah ab’ad menurut madzhab Syafii. Sehingga saat kita lupa membaca qunut sholat Subuh, maka diganti dengan sujud sahwi. Berikut bacaan doa qunut yang bisa kamu baca.
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلا يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Latin, “Allahummah dini fi man hadait, wa ‘afini fiman ‘afait, wa tawallani fi man tawallait, wa barik li fi ma a’thait, wa qini syarra ma qadhait, fa innaka taqdhi wa la yuqdha ‘alaik, wa innahu la yazillu man wa lait, wa la ya’izzu man ‘adait, tabarakta rabbana wa ta’alait, fa lakal hamdu a’la ma qadhait, wa astagfiruka wa atubu ilaik, wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam”
Artinya, “Ya Allah tunjukanlah aku sebagaimana mereka yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesehatan. Peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau lindungi. Berikanlah keberkahan kepadaku pada apa yang telah Engkau berikan. Selamatkanlah aku dari bahaya kejahatan yang telah Engkau tentukan.
Engkaulah yang menghukum dan bukan dihukum. Tidak hina orang yang Engkau jadikan pemimpin. Tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau. Bagi-Mu segala pujian di atas apa yang Engkau tentukan. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-MU. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan karunia atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.”
Di beberapa daerah biasanya qunut sholat Subuh ditambahi doa berikut, sebagaimana diajarkan oleh guru kami, Syekh Ali Mustafa Yaqub, yang bersumber dari Al-Quran, surat al-Hujurat ayat 7:
اللَّهُمَ حَبَّبْ إِلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ
Latin, “Allahumma habbib ilainal iman wa zayyinhu fi qulubina wa karrih ilainal kufra wal fusuqa wal isyan, wa ja’alna minar rasyidin.”
Artinya, “Ya Allah, jadikan kami cinta kepada keimanan dan jadikanlah (iman) itu perhiasan dalam hati kami, serta jadikanlah kami benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Jadikan kami pula orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.”