Pengembangan Sektor Industri, Dampaknya pada Masa Orde Baru
Pengembangan Sektor Industri dan Dampaknya pada Masa Orde Baru – Masa Orde baru memiliki banyak kebijakan dalam pengembangan sektor industri yang dituangkatn ke dalam Pelita yang menjadi salah satu kegiatan untuk memajukan Indonesia ke arah lebih baik.
Pengembangan Sektor Industri dan Dampaknya pada Masa Orde Baru
Pada tahun 1765, Penelitian James Watt menjadi salah satu pendorong munculnya revolusi industri yang terjadi di Inggris pada sekitar abad 18 yang mengakibatkan perekonomian negara tersebut menjadi semakin bertambah maju dan terus berkembang dan dengan cepat melanda seluruh Eropa Barat dan Amerika serikat. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang turut menikmati kemajuan dari perkembangan industri.
Pada dasarnya perekonomian Indonesia bersifat agraris. Hampir 80 persen wilayah Indonesia merupakan daerah pertanian. Sampai akhir dasawarsa tahun 1970-an Indonesia belum dapat digolongkan sebagai negara industri. Dalam upaya meningkatkan produksi logam/besi baja, pemenintah membangun beberapa pabrik pengecoran atau peleburan logam dan besi baja di beberapa kota seperti di Jakarta dan Cilegon (Krakatau Steel). Sebuah proyek percontohan telah diupayakan di Lhok Seumawe (Nanggroe Aceh Darussalam) dan dicanangkan sebagai suatu wilayah terpadu dan pusat-pusat industri petrokimia, pupuk urea, semen, kertas dan sebagainya.
Berbagai jenis industri yang termasuk ke dalam industri nonpertanian antara lain industri semen, industri besi baja, industri perakitan kendaraan bermotor, industri elektronika, industri kapal laut, industri pesawat terbang dan sebagainya.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, telah terjadi kemajuan yang cukup pesat dalam kegiatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Kemajuan yang cukup pesat ini dapat dirasakan semua kalangan di Indonesia. Pemerintah membangun sarana perhubungan agar dapat teijalin hubungan yang cepat dan erat antara masyarakat yang berada di daerah pedesaan dan masyarakat perkotaan. Namun, dengan munculnya krisis ekonomi yang berkepanjangan, tingkat kesejahteraan kehidupan masyarakat mulai menurun dan banyak pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK). [ Perkembangan Teknologi Persenjataan pada Masa Perang Dingin ]
Di bidang industri perkapalan telah dibangun sebuah galangan kapal di Surabaya yang dikelola oleh PT PAL Indonesia yang secara resmi dibuka pada bulan April 1985. Di bidang industri pesawat terbang, pemerintah juga telah membangun perusahaan dengan nama IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) yang sekarang berubah namanya menjadi PT DI (PT Dirgantara Indonesia) di Bandung.
Sesuai tahapan yang ada dalam pelita, sektor industri juga mengalami penargetan dan pencapaian sasaran, seperti berikut ini.
- Pelita I (1 April 1969–31 Maret 1974) sektor pertanian dan industri dititikberatkan pada industri yang mendukung sektor pertanian.
- Pelita II (1 April 1974–31 Maret 1979) sektor pertanian dan industri dititikberatkan pada industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
- Pelita III (1 April 1979–31 Maret 1984) sektor pertanian dan industri dititikberatkan pada pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.
- Pelita IV (1 April 1984–31 Maret 1989) sektor pertanian dan industri dititikberatkan pada industri yang menghasilkan mesin-mesin industri baik untuk industri berat maupun ringan.
- Pelita V (1 April 1989–31 Maret 1994) sektor pertanian dan industri diprogramkan untuk dapat menghasilkan barang ekspor industri yang menyerap banyak tenaga kerja, industri yang mampu mengolah hasil pertanian dan swasembada pangan dan industri yang dapat menghasilkan barang-barang industri.
- Pelita VI (1 April 1994–31 Maret 1998) sektor pertanian dan industri dititikberatkan pada pembangunan industri nasional yang mengarah pada penguatan dan pendalaman struktur industri didukung kemampuan teknologi yang makin meningkat.
Pengembangan Sektor Industri dan Dampaknya pada Masa Orde BaruDengan penargetan dan pencapaian hasil teknologi yang dimaksudkan, Indonesia tumbuh menjadi kawasan industri di berbagai tempat. Lahan-lahan pertanian banyak berubah menjadi kawasan industri, baik oleh pemodal asing (PMA) maupun pemodal dalam negeri (PMDN). Mental pejabat Orde Baru yang korup menambah parah dampak industrialisasi di Indonesia. Banyak industri yang tidak mempunyai atau tidak lolos dalam penyampaian analisis dampak lingkungan (AMDAL), tetapi karena mampu menyuap pejabat berwenang yang mengeluarkan izin pendirian kawasan industri, akhirnya mampu membangun industri tersebut. Jika semua unsur pendirian industri yang mengarah pada ramah lingkungan itu terpenuhi, tentu dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin. Dengan demikian, kelestarian lingkungan hidup akan dapat selalu dijaga.
Demikianlah Pengembangan Sektor Industri dan Dampaknya pada Masa Orde Baru yang bisa admin bagikan, semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan dalam masalah sejarah Indonesia khususnya sejarah Orde Baru.