Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kebutuhan Peserta Didik dan Hakikatnya

Kebutuhan Peserta Didik dan Hakikatnya - Di sini akan dibahas mengenai kebutuhan peserta didik secara umum dan ditinjau dalam pendidikan Islam serta hakikatnya.

Tingkah laku individu merupakan perwujudan dari dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan inti kodrat manusia. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kegiatan sekolah pada prinsipnya juga merupakan manifestasi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu tersebut. Oleh sebab itu, seorang guru perlu mengenal dan memahami tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka melalui berbagai aktivitas kependidikan, termasuk aktivitas pembelajaran. Di samping itu, dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan peserta didik, guru dapat memberikan pelajaran  setepat mungkin, sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.

Kebutuhan Peserta Didik

Kebutuhan Peserta Didik dan Hakikatnya

Kebutuhan Peserta Didik secara Umum

Berikut ini disebutkan beberapa kebutuhan peserta didik yang perlu mendapat perhatian dari guru, di antaranya:

1. Kebutuhan jasmaniah

Sesuai dengan teori kebutuhan menurut Maslow, kebutuhan jasmaniah merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang bersifat instinktif dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan. Kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik yang perlu mendapat perhatian dari guru di sekolah antara lain: makan, minum, pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak jasmani, serta terhindar dari berbagai ancaman. Apabila kebutuhan jasmaniah ini tidak terpenuhi, di samping mempengaruhi pembentukan pribadi dan perkembangn psikososial peserta didik, juga akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di sekolah.

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik ini, sekolah melakukan upaya-upaya seperti :

  1. Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang pentingnya pola hidup sehat dan teratur
  2. Menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung gizi dan vitamin tinggi
  3. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat
  4. Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik seperti olahraga.
  5. Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah yang memungkinkan peserta didik dapat bergerak bebas, bermain, berolahraga, dan sebagainya
  6. Merancang bangunan sekolha sedemikian rupa dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, suhu, dan dan sebagainya, yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan nyaman
  7. Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik mereka masing-masing.

2. Kebutuhan akan rasa aman

Rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan peserta didik, terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah. Setiap siswa yang datang ke sekolah sangat mendambakan suasana sekolah atau kelas yang aman, nyaman, dan teratur, serta terhindar dari kebisingan dan berbagai situasi yang mengancam. Hilangnya rasa aman di kalangan peserta didik juga dapat menyebabkan rusaknya hubungan interpersonalnya dengan orang lain, membangkitkan rasa benci terhadap orang-orang yang menjadi penyebab hilangnya rasa aman dalam dirinya. Lebih dari itu, perasaan tidak aman juga akan mempengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah.

3. Kebutuhan akan kasih sayang

Semua peserta didik sangat membutuhkan kasih sayang, baik dari orangtua, guru, teman-teman sekolah, dan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Peserta didik yang mendapatkan kasih saying akan senang, betah, dan bahagia berada di dalam kelas, serta memiliki motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya, peserta didik yang merasa kurang mendapatkan kasih sayang akan merasa terisolasi, rendah diri, merasa tidak nyaman, sedih, gelisah, bahkan mungkin akan mengalami kesulitan belajar, serta memicu munculnya tingkah laku maladaptif. Kondisi demikian pada gilirannya akan melemahkan motivasi belajar mereka.

4. Kebutuhan akan penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk diakui dan diperlakukan sebagai orang yang berharga diri. Mereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui keberadaaannya di tengah-tengah orang lain. Mereka yang dihargai akan merasa bangga dengan dirinya dan gembira, pandangan dan sikap mereka terhadap dirinya dan orang lain akanpositif. Sebaliknya, apabila peserta didik merasa diremehkan, kurang diperhatikan, atau tidak kurang mendapat tanggapan yang positif atas sesuatu yang dikerjakannya, maka sikapnya terhadap dirinya dan lingkungannya menjadi negatif. Artikel Pendidikan Sekolah Dasar ]

Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan rasa berharga di kalangan peserta didik, guru dituntut untuk: 

  1. Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh
  2. Menghargai pendapat dan pilihan siswa
  3. Menerima kondisi siswa apa adanya serta menempatkan mereka dalam kelompok secara tepat berdasarkan pilihan masing-masing, tanpa adanya paksaan dari guru.
  4. Dalam proses pembelajaran, guru harus menunjukkan kemampuan secara maksimal dan penuh percaya diri di hadapan peserta didiknya
  5. Secara terus-menerus guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif, menyadarkan siswa akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliknya
  6. Memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif berdasarkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. Artinya, guru harus mampu menilai perkembangan diri peserta didik secara menyeluruh dan bersifat psikologis, tidak semata-mata bersifat matematis

6. Kebutuhan akan rasa sukses

Peserta didik menginginkan agar setiap usaha yang dilakukannya di sekolah, terutama dalam bidang akademis berhasil dengan baik. Peserta didik akan merasa senang dan puas apabila pekerjaan yang dilakukannya berhasil, dan merasa kecewa apabila tidak berhasil. Ini menunjukkan bahwa rasa sukses merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi peserta didik. Untuk itu, guru harus mendorong peserta didiknya untuk mencapai keberhasilan dan prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai, betapapun kecilnya, baik berupa ungkapan verbal maupun melalui ungkapan non-verbal.

Penghargaan yang tulus dari seorang guru akan menumbuhkan perasaan sukses dalam diri siswa, serta dapat mengembangkan sikap dan motivasi yang tinggi untuk terus berjuang mencapai kesuksesan. Kalaupun terdapat peserta didik yang gagal tetap perlu diberi penghargaan atas segala kemauan, semangat, dan keberaniannya dalam melakukan suatu aktivitas. Guru harus menghindari komentar-komentar ynag bernada negative atau menampakkan sikap tidak puas terhadap mereka yang gagal. Komentar-komentar negatif atau sikap tidak puas guru akan membuat peserta didik kehilangan kepercayaan diri, merasa tidak berharga dan putus asa.

7. Kebutuhan akan agama

Sejak lahir, manusia telah membutuhkan agama. Ynag dimaksud agama dalam kehidupan adalh iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap.

Kebutuhan peserta didik khususnya yang beranjak remaja kadang-kadang tidak dapat dipenuhii apabila telah berhadapan dengan agama, nilai-nilai sosial dan adat kebiasaan, terutama apabila pertumbuhan sosialnya telah matang, yang seringkali menguasai pikirannya. Pertentangan tersebut semakin mempertajam keadaan bila reaja tersebut berhadapan dengan berbagi situai, misalnya film di televise maupun di layar lebar yang menayangkan adegan-adegan tidak sopan, mode pakaian yang seronok, buku-buku bacaan serta Koran yang sering menyajikan gambar yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah moral dan agama. Semuanya itu menyebabkan kebingungan bagi remaja yang tidak mempunyai dasar keagamaan dan keimanan. Oleh sebab itu, sangat penting dilaksanakan penanaman nilai-nilai moral dan agama serta nilai-nilai social dan akhlak kepada manusia khususnya bagi remaja sejak usia dini.

Remaja dalam perkembangannya akan menemui banyak hal yang dilarang oleh ajaran agama yang dianutnya. Hal ini akan menjadikan pertentangan antara pengetahuan dan keyakinan yang diperoleh dengan praktek masyarakat di lingkungannya. Oleh sebab itu pada situasi yang demikian ini peranan orangtua, guru maupun ulama sangat diperlukan.

Kebutuhan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam

Dalam bukunya berjudul Ilmu Pendidikan Islam Ramayulis kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi pendidik, diantaranya:

1. Kebutuhan fisik

Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan fisik yang cepat terutama pada masa pubertas.kebutuhan biologis, yaitu berupa makan, minum, dan istirahat dalam hal ini menuntut peserta didik untuk memenuhinya. Peserta didik remaja lebih banyak porsi makannya dibandingkan anak-anak atau oarang dewasa. Dengan adanya kebiasaan hidup sehat, bersih, dan olahraga secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh peserta didik supaya tidak terkena penyakit. Hal ini harus ditangani dengan cepat karena kesehatan sangat mempengaruhi pertumbuhan fisiknya.

2. Kebutuhan sosial

Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang behubungan langsung dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya seperti diterima oleh teman-temannya secara wajar. Begitu juga supaya dapat diterima oleh orang yang lebih tinggi dari dia seperti orang tuanya, guru-gurunya dan pemimpin-pemimpinnya. Kebutuhan ini perlu dipenuhi agar peserta didik dapat memperoleh posisi dan berprestasi dalam masyarakat.

3. Kebutuhan untuk mendapatkan status

Peserta didik terutama pada usia remaja membutuhkan suatu yang menjadikan dirinya berguna bagi masyarakat. Kebannggaan terhadap diri sendiri, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Peserta didik juga butuh kebanggaan untuk diterima dan dikenal sebagia individu yang berarti dalam kelompok teman sebayanya, karena penerimaan dan dibanggakan kelompok sangat penting bagi peserta didik dalam mencari identitas diri dan kemandirian.

4. Kebutuhan mandiri

Peserta didik dalam usia remaja ingin lepas dari batasan-batasan atau aturan-aturan orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan mendisiplinkan dirinya sendiri. Ia ingin bebas dari perlakuan orang tuanya yang terkadang terlalu berlebihan dan terkesan sering mencampuri urusan mereka yang menurut mereka bisa diatasi sendiri. Walaupun satu waktu mereka masih menginginkan bantuan mereka. Banyak orang tua yang sangat memperhatikan dan membatasi sikap, perilaku dan tindakan-tindakan remaja. Hal ini membuat remaja tidak dipercayai dan dihargai oleh orang tua mereka, sehingga muncul sikap menolak dan terkadang memberontak.

5. Kebutuhan untuk berprestasi

Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitannya dengan kebutuhan untuk mendapat status mandiri. Artinya dengan terpenuhinya kebutuhan untuk memilki status atau penghargaandan kebutuhan untuk hidup mandiri dapat membuat peserta didik giat mengejar prestasi. Dengan demikian kemampuan untuk berprestasi terkadang sngat erat dengan perlakuan yang mereka terima baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarkat.

6. Kebutuhan ingin dicintai dan disayangi

Rasa ingin dicintai dan disayangi merupakan kebutuhan yang essensial, karena dengan terpenuhi ini akan mempengaruhi sikap mental pesrta didik. Banyak anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang orang tua, guru dan lainnya yang mengalami prestasi dalam hidup. Dalam agama cinta kasih yang paling tinggi diharpakan dari Allah Swt. itu sebabnya setiap orang berusaha mencari kasih sayang dengan mendekatkan diri kepadanya.

7. Kebutuhan untuk curhat

Kebutuhan untuk curhat terutama remaja yang dimaksudkan untuk kebutuhan untuk dipahami ide-ide dan permaslahn yang dihadapinya. Peserta didik mengharapkan agar apa yang dialami., dirasakan terutama dalam masa pubertas. Sebaliknya jika mereka tidak dapat mendapatkan kesempatan untuk mengkomunikasikan permasalahanpermasalahannya tersebut., apalagi dilecehkan, ditolak, atau dimusuhi, dapat membuat mereka kecewa, marah, bahkan mereka merasa tidak aman, sehinga muncul taingkah laku yang bersifat negatif dan perilaku menyimpang.

8. Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup (agama)

Peserta didik pada usia remaja mulai tertarik untuk mengetahui tentang kebenaran dan nilai-nilai ideal. Mereka mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagamaiana bagian itu diperoleh. Karena itu mereka membutuhkan pengetahuanpengetahuan yang jelas sebagai filsafat hidup yang memuaskan yang sesuai dengan nilainilai kemanusiaa,sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan ini. Kebenaran dan nilai-nilai ideal yang murni hanya ditemukan di dalam agama. Oleh karena itu peserta didik sangat membutuhkan agama. 

Dari uaraian diatas dapat dipahami bahwa peserta didik memiliki berbagai kebutuhan, baik kebutuhan yang bersifat lahiriah maupun kebutuhan rohaniah. untuk pengembangn kedua aspek tersebbut diperlukan ilmu dan pendidik yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik tersebut. Sehingga pengembanagn potensi yang ada pada diri pendidik dapat tercapai.

Hakikat Peserta didik dalam Pendidikan Islam

Peserta didik salah satu komponen dalam sistem pendidikan Islam. Peserta didik merupakan raw material (bahan mentah) di dalam proses transformasi yang disebut pendidikan. Berbeda dengan komponen-komponen lain dalam sistem pendidikan karena kita menerima “materiil” ini sudah setengah jadi, sedangkan komponen-komponen lain dapat dirumuskan dan sesuai dengan keadaan fasilitas dan kebutuhan yang ada.

Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri seorang pendidik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis. 

Menurut pasal 1 ayat 4 Undang-undang republik indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Syamsul Nizar dalam bukunya berjudul Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis, mendiskripsikan enam kriteria peserta didik, yaitu:

  1. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri. Hal ini sangat penting untuk dipahami agar perlakuan terhadap mereka dalam proses kependidikan tidak disamakan dengan pendidikan orang dewasa, baik dalam aspek metode mengajar, materi yang akan di ajarkan, sumber bahan yang akan digunakan, dan lain sebagainya
  2. Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan. Pemahaman ini cukup perlu untuk diketahui agar aktivitas kependidikan Islam disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang ada pada umumnya dilalui oleh setiap peserta didik. Hal ini sangat beralasan, karena kadar kemampuan peserta didik ditentukan oleh faktor ussia dan periode perkembangan atau pertumbuhan potensi yang dimilikinya.
  3. Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi. Diantara kebutuhan tersebut adalah; kebutuhan biologis, kasih sayang, rasa aman, harga diri, realisasi diri, dan lain  sebagainya. Kesemuaan itu penting dipahami oleh pendidik agar tugas-tugas kependidikannya dapat berjalan secara baik dan lancer.
  4. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memilki perbedaan individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada. Pemahaman tentang differensiasi individual peserta didik sangat penting untuk dipahami oleh seorang pendidik. Hal ini disebabkan karena menyangkut bagaimana pendekatan yang perlu dilakukan pendidik dalam menghadapi ragam sikap dan perbedaan tersebut dalam suasana yang dinamis, tanpa harus mengorbankan kepentingan salah satu pihak atau kelompok
  5. Peserta didik merupakan dua unsur jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki daya fisik yang menghendaki latihan dan pembiasaan yang dilakukan melalui proses pendidikan. Sedangkan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan daya rasa. Untuk mempertajam daya akal, maka proses pendidikan hendaknya di arahkan untuk mengasah daya intelektualitasnya melalui ilmu-ilmu rasional. Adapun untuk mempertajam daya rasa dapat dilakukan melalui pendidikan akhlak dan ibadah. Konsep ini bermakna bahwa suatu proses pendidikan Islam hendaknya dilakukan dengan memandang peserta didik secara utuh.
  6. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis. Di sini tugas pendidik adalah membantu mengembangkan dan mengarahkan perkembangan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang di inginkan, tanpa melepaskan tugas kemanusiaanya; baik secara vertikal maupun horizontal

Dalam bahasa Arab dikenal tiga istilah yang digunakan untuk menunjukkan pada anak didik. Tiga istilah tersebut adalah murid yang secara harfiah adalah berarti orang yang menginginkan atau membutuhkan sesuatu; tilmidz yang jamaknya talmidz yang berarti murid, dan thalib al-ilmi yang menuntut ilmu, pelajar, atau mahasiswa. Ketiga istilah tersebut seluruhnya mengacu kepada seorang yang tengah menempuh pendidikan. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaannya. Pada sekolah yang tingkatannya rendah seperti sekolah dasar (SD) digunakan istilah murid atau tilmidz sedangkan pada sekolah yang tingkatannya lebih tinggi seperti SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi digunakan istilah thalib al-ilm.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa peserta didik adalah seseorang memerlukan pengetahun atau ilmu, bimbingan, dan arahan dari pendidik. Dalam pandangan Islam ilmu berasal dari Allah. Sedangkan dalam proses menerima ilmu adalah melalui proses transfer dari seorang guru. Karena hakikat ilmu itu dari Allah swt maka sudah seharusnya peserta didik mendekatkan diri kepada Allah swt melalui ilmu yang dipelajarinya. 

Hakikat peserta didik adalah semua manusia dan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan menjadi manusia yang mempunyai ilmu, iman-takwa serta berakhlak mulia sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai pengabdi/beribadah kepada Allah dan sebagai khalifah. Oleh karena itu agar seorang pendidik berhasil dalam proses pendidikan, maka ia harus memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya. Begitu juga sebaliknya, peserta didik dalam mencari ilmu juga harus memiliki etika dan akhlak yang baik serta mengharap ridho Allah SWT